Yang mengharukan adalah celoteh para bidadari ketika mengerjakannya, dan hal ini udah diulangi beberapa kali kemarin-kemarin,
"Ziya-Kira lagi ngapain ?"
"Ziya lagi nyetrika baju."
"Ooo... pake apa tuh ?"
"Pake henpon mama."
"Kok pakai handphone? Kalau setrika kan biasanya mama pakai setrikaan?"
"Iya, mama kan setlika olang besal, kalau Ziya setlika buat anak-anak pake henpon.."
"Biar apa disetrika, 'Nak?"
"Bial kalau Oma nanti ke Jakalta, Ziya yang bantuin mama nyetlika..."
"Owwww..makasih sayang, I love you.."
Sorenya, ketika mama membawa sebagian terakhir baju dari mesin cuci untuk dijemur,
"Kira-Ziya lagi ngapain?"
"Lagi jemul-jemul..."
"Wah,..bantu mama ya?
"Iya!"
"Aduh,..mama seneng banget dibantuin anak-anak mama... kerjaan mama jadi ringan deh rasanya...makasih sayang....!"
"Kalau yang dibawah Kila bisa jemul, tapi kalau yang diatas Kila nggak sampai ..."
"Iya sini mama bantu ya,."
"Nanti.. kalau Oma ke Jakalta, Kila-Ziya yang bantu mama jemul-jemul kayak gini..."
"Owww... so sweet,...makasih sayang,.. mama-papa bangga punya Kira-Ziya yang selalu siap menolong... We love you so much!"
Hmmm.. speechless.
..mama jadi nggak sanggup bicara apa-apa selain mengamati dan menikmati momen, meskipun baju dan celana bertumpuk-tumpuk di satu bagian jemuran (di bagian kira bertumpuk celana-celana dan dibagian Ziya bertumpuk lemek, kain lap dan sebagainya), mama memilih untuk merenggangkannya sedikit saja, sekedar agar kebagian angin hingga bisa cukup kering..
sungguh, mama jadi kehilangan suara, 'Nak,.. tapi sebutir embun di sudut mata mama nggak bisa diajak kompromi untuk nggak bersuara euy..
No comments:
Post a Comment