Monday, December 29, 2008

RUMAH KOTAK TISU


Yang namanya anak-anak, pasti suka main boneka dan rumah-rumahan. Hari itu Kira-Ziya mengajak mama bikin rumah boneka. Pinginnya sih dari kardus besar, tapi nggak ada. So, tantangan kita kali ini adalah memberdayakan kotak-kota tisu kosong yang makin menumpuk di dapur mama.
Dengan gunting, bagian atas kotak tisu mama potong dan stelples ke dalam. Lalu bagian bawahnya mama lubangi menjadi pintu dan jendela. Sisanya adalah tugas Kira-Ziya, mencari gambar yang diinginkan dari tempat harta karun penyimpanan potongan kertas kita (ini tempat yang selalu dipenuhi potongan2 brosur, majalah nggak terpakai, dan sebagainya) dan tempat pernak-pernik (kancing, manik-manik, dsb) lalu menempelkannya di manapun mereka suka. Selebihnya adalah finishing touch, Kira membiarkannya begitu saja tanpa coretan sedang Ziya senang menghiasnya lagi dengan pensil warna atau krayon.
Mama kemudian mewarnai pintu dan jendelanya supaya kelihatan jelas, dan membantu memberi inisial nama masing-masing. Foto baru bisa kita ambil setelah papa pulang dinas dari luar kota, soalnya kamera dibawa papa. Jadilah yang berhasil direkam rumah boneka peyot-peyot nyaris nggak berbentuk karena sudah dimainkan berhari-hari hehehe

Ini rumah boneka karya Ziya
Ini rumah boneka karya Kira

PERTANYAAN-PERTANYAAN KRITIS


Bombardir pertanyaan-pertanyaan Kira-Ziya setiap hari, selalu bikin mama terkaget-kaget dan kadang gelagapan.. Gimana enggak,...mama jadi sadar kalau ilmu mama ternyata masih sedikit, artinya harus di update setiap hari supaya nggak salah kasih jawaban.


Pertanyaan-pertanyaan itu juga sekaligus bikin mama deg-degan. Sebab kalau berkaitan dengan moral, terutama soal nasihat, artinya apa yang mama sampaikan harus juga tercermin dalam keseharian mama kan? Hmmm... mendampingi Kira-Ziya tumbuh, rasanya mama dan papa juga ikut tumbuh, ikut menjadi lebih dewasa dan sadar betapa tugas dan tantangan orang tua begitu besar dan nggak main-main..


Z= Ziya
K= Kira
M=Mama
 
1
Z: "Ma, Allah itu nama sebenalnya siapa ya?"
M: "Ya 'Allah' Subhanahu Wa Ta'ala', nak.."

Z: "..telus..umulnya belapa ya?"
M: "..yang jelas Allah itu tidak pernah tua seperti manusia.."

Z: "...makannya apa ya?"
M: "Allah tidak makan dan tidak minum"

Z: "Oo.."(mikir-mikir sambil mengerutkan kening)
K: "Kalau syaiton, makannya apa?"

M: "Semua makanan yang dimakan tanpa baca Bismillah terlebih dulu"
Z: "Oh, mungkin Allah makannya makanan yang sudah dibacain Bismillah terlebih dulu kali?"
M: "Kan udah mama sampaikan bahwa Allah itu tidak makan dan tidak minum seperti manusia nak,.."
Z: "Oh iya.."

K: "Ma..Kila nggak mau lupa baca Bismillah lagi kalau makan!"
Z: "Iya, Ziya juga tadi pas makan malam udah baca Bismillah kok?!"
M: "Good..."


2
K: "Ma, Allah itu boy or girl?"
M: "Allah itu tidak boy dan tidak girl"

K: "Kalau syaitan, boy or girl?"
M: "Ada boy ada girl..Ingat ada doa sebelum masuk kamar mandi kan? 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari syaitan laki-laki dan syaitan perempuan' .."

3
K: "Syaitan itu ada yang baik nggak, Ma?"

M: "Nggak ada, nak. Syaitan adalah mahluk yang diciptakan Allah untuk mengganggu manusia, yang tidak taat pada perintah Allah, kerjanya membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia.."

K: "Lho! Kok gitu? Kenapa?"
M: "Ya untuk menguji umatNya.."

K: "Jangaaan...!"
M: "Kok jangan?"
K: "Kalau Allah menciptakan pengganggu, nanti mama dan papa Allah sedih lho kalena anaknya nggak sholihah??"
M: "Allah itu hanya satu, tidak ada yang menyamai Allah. Allah tempat kita meminta segala sesuatu. Allah tidak punya anak juga tidak diperanakkan, jadi nggak punya mama-papa. Tidak ada satumahluk pun yang setara dengan Allah. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, itu memang kuasa Allah. Ingat kita pernah baca arti surat Al-Ikhlas di Juz 'Amma bergambar itu kan?"
K: "Oo..iya.."
M: "Kalau Kira-Ziya takut, berlindunglah hanya kepada Allah saja, baca A’udzubillaahi minasy syaitaanir radziim, 'Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk', sudah hafal kan?"
K-Z: "iya, udah hafal!"
M: "Alhamdulillah.."


4
Di dalam taksi, Kira yang sedang dipangku suatu kali menarik-narik dan memainkan kerudung mama.
M: "Kira, kerudung mama jangan ditarik dong..mama kan malu kalau auratnya kelihatan.." (mama berbisik pelan)
K: "Lho.. kalau papa kok nggak malu nggak pakai keludung dan aulatnya kelihatan?" (Kira malah nyeletuk keras sambil menunjuk papa yang sedang memangku Ziya)
M: "Karena papa laki-laki. Nggak wajib pakai jilbab. Batas aurat laki-laki adalah dari pusar sampai lutut. Kalau kita perempuan, batas auratnya adalah seluruhnya kecuali telapak tangan hingga pergelangan tangan dan muka saja."
K: "Oo,..kalau udah besal Kila mau pakai keludung kayak mama.."
M: "Good.. sekarang juga boleh kok belajar pakai kerudungnya.. "


5
Ketika sedang menonton TV mama lihat Kira-Ziya tidak duduk dengan rapi.
M: "Kira-Ziya, ayo..! Anak perempuan yang rapi dong duduknya..masa kebuka lebar begitu! Malu nggak sih?"
Z: "..malu,.."
K: "Jadi, halusnya anak pelempuan duduknya begini?" Kira merapatkan kaki
M: "Iya. Nah, kan enak dilihat dan sopan sekarang.."

Z: "Kok tadi kata mama 'anak pelempuan'? Memangnya kalau anak laki-laki boleh duduk begitu?"
M: "Ya bukan begitu!..(..garuk-garuk) ..maaf deh, maksud mama tadi nggak cuma anak perempuan, anak laki-laki juga seharusnya duduk yang rapi dan sopan, ya 'kan?"
Z: (tersenyum) " Iya..."
M: (..lega... hampir ajaaaahhh...)


6
Z: "Ma, kata mama kebaikan dan kenakalan kita dicatat malaikat yang ada di bahu kiri dan kanan kita?"
M: "Iya..Raqib dan  Atid, dua sifat yang dimiliki oleh malaikat pencatat amal manusia"
Z: " Bagaimana mencatatnya?"
M: "Maksud Ziya?"
Z: "Pakai keltas apa dan pulpen apa?"
M: "Oh,..ya pakai kertas khusus dan pulpen khusus!"
Z: "Beli di mana?"
M: "Ngak ada di mana-mana, khusus diberikan oleh Allah buat para malaikat saja.."
 
 
7
Suatu hari mama berhalangan untuk sholat. Ketika terdengar adzan, Kira dan Ziya menegur mama,
K: "Ma! Udah adzan itu!"
Z: "Mama nggak sholat?"
M: "Mmm.. nggak, 'nak.." (duh, pertanyaan sulit nih,.. berharap nggak ditanya lebih detail hehehe)
K: "Kenapa? Kok gitu?"
Z: "Nanti mama berdosa lho!"
M: "Mama sedang berhalangan"
K: "Apa itu belalangan?"
M: "Artinya sakit perut. Kalau sudah dewasa nanti, ada waktunya perempuan berhalangan untuk sholat, artinya tidak boleh sholat"
Z: "O.. itu makanya mama pakai pamples (pampers, diapers) buat olang besal ya? Kalau Ziya udah nggak pakai pamples anak-anak lagi!", Ziya yang pernah mama kasih tahu soal itu manggut-manggut hehehe
M: (senyum dan menjadikan jawaban detailnya sebagai pe-er untuk kemudian hari kalau ditanya lebih detail lagi)
 
Kemarin ini ketika Adzan, mama mengajak Kira-Ziya sholat,
M: "Kira-Ziya, udah adzan tuh, yuk kita berwudhu dan sholat!"
K: "Enggak deh Ma! Hali ini kayaknya tadi Kila sakit pelut!"
Z: "Iya! Ziya juga lagi nggak bisa sholat!.. 
M: "???"
Z: "Lagi sibuk banget masak niiih!"
M: "Haa??"Langsung mingkemmm...Berasa kejedug dan introspeksi diri! Mama memang pernah menunda sholat karena sibuk masak... 
 
Makasih untuk menegur mama dengan cara kalian, Nak, jadi maluuuu..;-)

Friday, December 26, 2008

UDAH BISA...


Dulu sebelum pindah ke KL, mama rajin mencatat perkembangan Kira-Ziya. Sekarang masih rajin juga sih, tapi nggak sedetail dulu pakai tanggal-bulan-nya lengkap (nggak sempaaat.. soalnya banyak yang mau dicatat dan tiap kali mencatat Kira-Ziya pasti pingin ikut mencatat atau tiap bentar tanya, "mama lagi ngapain? nulis apa? buat apa? Kila-Ziya boleh ikut nulis gak? kenapa? lho, kok mama bengong? emang banyak yang mau ditulis ya? kok mama nulisnya di kertas kecil begitu? buku mama mana?" dsb,.. akhirnya mama nggak bisa ngapa-ngapain soalnya setiap pulpen atau pensil yang dipegang langsung disambar dan pindah tangan!)

Nah, berhubung kemarin ini para bidadari ultah yang ke-3, ada beberapa hal yang ingin mama catat. Biar suatu saat kalau Kira-Ziya udah bisa baca, tahu apa perkembangannya di tahun ini.

Yang tergress, menjelang ultah yang ke-3 November kemarin, Kira-Ziya sudah hafal Surat pendek Al-Qur'an: Al-Ikhlas, An-Naas, Al- Fathihah, dan sampai hari ini baru sebagian hafal Al-Falaq.

Awalnya mama ajak para bidadari membaca doa sebelum tidur yang sudah lebih dulu dihafal setiap hari dua kali. Sebelum tidur siang & sebelum tidur malam. Kemudian satu surat mama coba dampingkan, mama minta Kira-Ziya mendengar saja dan mengucapkannya dalam hati. Mama kaget begitu satu minggu kemudian Kira-Ziya tau-tau ikut membacanya bersama mama sebelum tidur dengan lengkap! Minggu berikutnya mama tambah satu surat lagi, dan seterusnya, Alhamdulillah lancar.. ;-)

Lalu, libur ke Singapore dua minggu kemarin adalah untuk pertamakalinya Kira-Ziya bepergian jauh naik pesawat tanpa diapers. Kalau ke mana-mana selama ini sih udah nggak pakai diapers sejak beberapa bulan sebelum ini, tapi untuk naik pesawat belum pernah. So, sejak beberapa bulan kemarin, budget diapers bisa dialokasikan untuk lebih banyak membeli majalah dan buku Kira-Ziya! Asik kaaannn...

Soal magic words (itu lho, kata 'maaf', 'terimakasih', 'tolong'), insyaallah udah dipahami dan bisa dipraktekkan dengan baik terutama kalau lagi mood.

Soal melukis & menggambar, udah lebih berbentuk dan udah bisa mewarnai di dalam area gambar.

Huruf hijaiyah dan A-B-C udah hafal sambil nyanyi. Tapi membaca-nya dalam bentuk kata yang masih dalam proses belajar. Inisial nama sendiri aja yang udah bisa dibaca dan ditulis di mana-mana.

Tiap hari mama dan papa dibanjiri pertanyaan-pertanyaan ajaib ini-itu, celetukan lucu dan spontan, bahkan nasehat!

"Mama...lagi motong sayul ya? Hati-hati lho pegang pisaunya, nanti luka!"

"Kenapa Mama bilang nggak ngerti buku Tintin? Coba deh mama baca tiap hali, lama-lama nanti juga bisa sendili! Kila juga gitu dulu!"

"Mama! Kan Ziya udah bilang, kalau pintu kulkas dibuka lama-lama sayul di dalamnya bisa besi!(ini maksudnya 'basi')

"Eh? Mama kok tadi ngomongnya kelas-kelas? Mama malah yaaaa? Ziya sedih kalau mama ngomong kelas-kelas.."

"Ma, tunggu doong,.mama sabal (sabar) dooongg..Ziya kan belum selesai baca bukunya,..abis ini nanti Ziya balu mandi.."

Dan kalimat favorit mama yang selalu bikin hati sejuk adalah,
"Ma... hali ini mama belum senyum..."
Biasanya ini disampaikan Ziya kalau mama sedang sibuk banget di tempat cuci piring, atau pas mata mama dirasa Ziya mulai melotot melihat ada hal salah yang dilakukan para bidadari barusan atau mama lagi kelihatan sedikit cuek karena ribet beres-beres rumah yang kayak kapal pecah. Mama pasti berhenti saat itu, menatap mata Ziya dan tersenyum. Ziya akan membalas senyum mama dan kita berpelukan. Kalau mama nggak senyum, Ziya nggak akan pergi dari sisi mama dan akan terus menatap mama.

Juga kalimat ini,
"Ma.. Kila pingin dipeluk.."
Maka mama akan berhenti, menatap mata Kira dan kita berpelukan.

Momen ini akan berlaku sebaliknya. Kalau mama merasa Kira-Ziya sedang kesal, sedang marah sama mama karena habis ditegur dan kelihatan ngambek, mama akan menyatakan hal yang sama dan minta mereka tersenyum atau memeluk mama. So far selalu berhasil melelehkan lagi hati para bidadari ;-)

Oh ya, kepedulian Kira-Ziya juga hal yang sangat manis menurut mama. Ketika papa sakit dan mama membawakan teh hangat, Kira bilang sama mama di dapur,
"Ma,..kalau sudah besal nanti, boleh nggak Kila yang buatkan teh buat papa bial papa sehat lagi?"

Ketika mama sangat sibuk di dapur dan kelihatan lelah, sambil makan kemudian Kira dan Ziya akan bergantian bilang,
"Telima kasih mama, sudah masak sayul sup buat Kila-Ziya, masakan mama enaaakkk sekali!" atau, "Ma, kalau sudah besal dan sudah boleh hidupkan kompol, boleh nggak Kila yang masak buat mama dan papa? Bial mama nggak capek lagi,.."

Nggak jarang bikin mama dan papa tersenyum dan bersyukur ketika Kira sering bilang,
"Kalau sudah besal nanti dan mama papa udah tua, Kila dan Ziya yang akan masak dan bekelja buat mama dan papa.."

Subhanallah, Alhamdulillah, mama dan papa bangga juga bahagia, 'sayang! Semoga Kira-Ziya tumbuh menjadi anak yang sholihah, berguna bagi nusa-bangsa-agama dan senantiasa memberi cahaya bagi sekitar ya.. amiin.

KERUDUNG & ROK PLASTIK SI MONI


Si Moni adalah nama boneka bayi Kira & Ziya. Nggak tau kenapa mereka menamainya sama.

Sejak dioleh-olehi Oma awal tahun ini, boneka itu jadi teman para bidadari setiap hari(ini boneka bayi pertama yang mereka miliki soalnya). Saking lamanya, mata moni sudah berkali-kali di lem karena tiap sebentar juling, masuk ke dalam dan kayaknya iseng aja di colok-colok pas lagi gemes. Gabus badannya sudah nggak karuan dan jahitan lehernya sudah nyaris putus sama sekali (tinggal benangnya doang).

Sebetulnya Oma pernah menjahitkan beberapa baju+rok si Moni yang sama dengan bahan rok Kira-Ziya. Tapi biasalah, karena tiap sebentar dibuka-tutup, itu rok hilang terselip entah di mana. Hari itu tahu-tahu Kira bilang, "Kasihan Moni kedinginan nggak punya rok, Ma!". Sambil ngantuk-ngantuk menjelang tidur siang, mama coba buatkan kerudung dan roknya dari kantong plastik. Nggak pakai benang dan lem. Semua main gunting aja.

Untuk kerudung mama cari bagian tertutupnya lalu potong sedikit supaya bolong selebar wajah moni dan potong melengkung untuk bagian bawah kerudungnya. Untuk menguatkan di leher, mama buat beberapa lubang supaya bisa dimasukkan tali dari plastik yang sama dan diserut.

Untuk Rok, mama potong kantung plastik ukuran kecil, buat beberapa lubang untuk memasukkan tali dari plastik yang sama juga dan serut lagi, lalu dipita di pinggang Moni.

Nah, untuk beberapa hari rok dan kerudung plastik itu berhasil bertahan. Tapi begitu papa pulang dinas dari luar kota beberapa hari kemudian, udah nggak tau di mana, hanya sempat mama simpankan satu aja.

Ketika Oma datang libur Lebaran kemarin, si kembar Moni langsung sehat lagi! Matanya dilem lagi, lehernya dijahit lagi dan gabus badannya diganti oma dengan potongan2 kantong plastik dapur mama sampai penuh dan padat lagi! Ck ck ck ... Oma bisa aja kreatif gitu ...


MASIH TENTANG LIBUR LEBARAN KEMARIN & DOMPET KERTAS OMA-MIMI



Baru sempat disambung lagi nih soal Lebaran oktober lalu.

Malam sebelumnya kita buka bareng di rumah dengan om Dista, om Ando dan tante Yunzi! Mama masak mie schotel, martabak telur, udang goreng, soto bandung dan capcai. Seneng banget doong,.. kalau para adik sepupu mama ini ngumpul pasti rame dan ceria ngobrolnya. Om-om dan tante langsung dipamerin karya lukis Kira-Ziya yang baru dibuat siang harinya lho!.

Nah, ketika Opa-Oma-Uci-Mimi Nila datang, besok malamnya belum istirahat langsung didaulat bikin prakarya oleh para bidadari! ;-). And you know what? Oma bawa buanyaaakkk buanget harta karun buat kitaaa!!! Yippiii!


Beberapa tali sepatu warna-warni, pita, bordiran baju, bis/pinggiran baju, beberapa manik-manik, mata-mata boneka ukuran besar & kecil, benang warna-warni, kancing, selotip warna-warni, piring kertas dan kain flanel! Huwaaaa...kenapa rasanya mama yang jadi kalap ya? Kekekek,..soalnya kebayang aja prakarya apa yang bisa kita lakukan dengan semuanya! Pasti seru dan asik! Tengkyu Oma!








Sampai hari ini sih sebagian besar udah habis kita pakai, kecuali kain flanel warna-warni. Mama udah punya ide sih, tapi belum sempat aja merealisasikannya, berhubung belum dapat lem kain yang ok dan masih ragu kalau harus pakai jarum jahit (soalnya para bidadari pasti pingin ikut coba menjahit dan menurut mama masih sedikit berbahaya--selain pasti pada nggak sabaran ngerjainnya). So, akan kita pikirkan lagi ide yang simpel dan cepat untuk flanel2 itu tanpa perlu menjahit. Sabaar ya....


Jadi, malam itu Oma & Mimi mengajak Kira-Ziya bikin dompet kertas. Kali ini mama nggak ikutan hehehe,..bisa nonton TV berduaan sama papa sambil makan keripik! Jarang-jarang bisa begini neeeehhhh...


Dompet dibuat simpel aja dari kertas karton yang dilipat 3. Lalu diberi hiasan, tali dari bis/pinggiran baju warna-warni dan pita di ujung-ujungnya yang juga dari pinggiran baju (aduh, jangan-jangan semua pernak-pernik itu menguras laci mesin jahit oma di jakarta yak?). Semua direkatkan dengan selotip.


Kira-Ziya tekun dan excited! Langsung jadi 4 buah. Beberapa rol selotip berwarna langsung tinggal setengahnya karena dipakai untuk melilit banyak benda ;-).













Ini hasil akhirnya, semalaman dibawa kesana-kemari dan dipamerkan ke Uci(plus dipamerin juga tuh uang-uang kertas mainannya!).




SLINGER LINGKARAN


Di rumah kita tinggal ruang setrika yang belum ada slingernya. So, hari itu kita buat slinger baru.

Lingkarannya mama potong dari sisa beberapa buah piring kertas yang pinggirnya sudah tercorat-coret, jadi lebih mudah 'kan, nggak perlu ukur dan gambar lingkarannya dulu.

Hiasannya seperti biasa dari sisa-sisa gambar majalah, brosur atau apa saja yang sebelumnya sudah sobek-sobek, sudah nggak dibaca lagi, dan memang sengaja mama simpan karena yah biasaaa.. rasanya dibuang sayang ajaahh! Masing-masing kemudian kita beri nama.
Tali penggantungnya dari kantong-kantong plastik warna-warni yang dipotong memanjang dan disimpul-simpul begitu saja. Soalnya, karet di dapur mama udah ludes untuk prakarya sebelumnya dan kita kehabisan tali rafia maupun tali kain. Intinya, nggak ada tali, kantong lastikpun jadi! ;-)

Sebetulnya mama membuat bagian mama sendiri, tapi menurut Kira-Ziya hasil karya mama masih kurang asik, jadilah para bidadari meramaikannya lagi dengan spidol pink di mana-mana, jadi meriah!. Kira-Ziya juga membuat bagiannya sendiri-sendiri, termasuk bagian papa (soalnya papa kan di kantor). Ini karya Kira (inisial-inisial 'k' yang masih mirip huruf F itu dibuat sendiri oleh Kira lho waktu itu!), ini karya Ziya(inisial 'z'-nya juga dibuat sendiri oleh Ziya dengan spidol), ini karya Kira-Ziya untuk papa.
Nah, ini dia penampakannya setelah digantung di kusen pintu, unik dan nggak ada duanya! Hehehe.


Wednesday, December 24, 2008


DARI MANA KITA DAPAT UANG?



Kalau papa ke kantor, ada kalanya para bidadari merasa kangen dan pingin papa cepat pulang. Seperti hari itu, Kira kangen papa dan mulai menangis.

"Ma.. Kila kangen papa...kok papa nggak pulang juga sih udah siang begini?"
"Lho, papa kan pulangnya sore, sayang,..kalau kangen daripada nangis mending kita berdoa supaya pekerjaan papa cepat selesai, papa bisa cepat pulang dan cepat main sama kita ya?"
"Iya Kila, jangan nangis!" ujar Ziya, "Nanti papa kepikil-pikil (kepikir-pikir) dan jadi ikut nangis lho!"
"Nggak mau,..Kila pingin papa pulang sekalang!", Kira masih menangis
"Artinya papa nggak kerja gitu?", tanya mama
"Iya!"
"Terus, kalau papa nggak kerja, darimana kita dapat uang untuk makan?"
Kira berhenti nangis dan menjawab tegas,
"Ya dali bank dong!!"


MA, ZIYA PINGIN...


Gini nih serunya punya anak menjelang gede hehehe, tiap hari ada aja yang bikin kaget bin puyeng tujuh keliling, berasa kejedug dan kesandung tuing-tuing tralala menjawab berbagai pertanyaan what-why-how nya yang ajaib!

Hari itu kita sedang santai-santai di kamar. Tiba-tiba Ziya nyeletuk,

"Ma, Ziya pingin punya anak!"
Jedugghhh!
"Ha? Punya anak?" (ini pernyataan muncul dari mana yah kagak ade hujan kagak ade badai giniiihhh tau-tau eng ing engggg...)
"Iya. Ziya pingin punya anak!"
"Kan Ziya masih kecil?"
"Bialpun masih kecil, Ziya tetap pingin punya anak!"
"Ziya baru bisa punya anak kalau udah dewasa dan menikah dong.."
"Telus, kenapa Ziya belum dewasa dan belum menikah?"
Gubraakkk!!!
"Kan belum ketemu pangerannya?" (... suer mama bingung euy)
"Kok belum ketemu ya Ma? Kapan bisa ketemunya?"
Ok, ini saatnya kata-kata pamungkas yang biasanya berhasil membuat para bidadari memaklumi,

"Akan ada waktunya, sayang, sabar ya? Menjadi dewasa dan menikah, akan ada waktunya..ingat lagu-nya Kanga untuk Roo di VCD Winnie The Pooh kan? ' ...don't grow up too fast too soon..save some time for dereaming...' "

"Oh.. iya ya,..ada waktunya hehehe"

Ziya tersenyum, memeluk mama, berhenti bertanya dan ikut nyanyi hehehe


SLINGER ROL TISU TOILET


Nah, ini satu lagi slinger yang kita buat. Berhubung jumlah rol tisu sudah menggunung dan menuh-menuhin lemari dapur mama, hari itu kita buat sesuatu menggunakannya. Bingung juga sih awalnya, tapi ketika sudah pegang gunting dan berhadapan dengan rol-rol itu, mama jadi punya ide memotong-motongnya dengan ukuran beragam dan memberdayakan kertas warna-warni sisa penghias bungkus kado kemarin dulu plus potongan-potongan dari plastik pembungkus barang-barang dapur yang sudah lama mama simpan.

Kira-Ziya punya gaya masing-masing. Mama hanya bantu hal yang memang perlu dibantu, khususnya soal gunting menggunting. Sisanya ditempel dan dipilih sendiri oleh para bidadari.

Untuk menggantungnya kita sambung-sambung karet sampai panjang (ini lagi lagi menghabiskan persediaan karet di dapur mama hehehe). Kira-Ziya juga menentukan mau seberapa panjang slinger-slinger itu digantung. Berdasarkan permintaan Kira-Ziya juga mama membubuhkan inisial masing-masing dengan spidol.

Ini slinger karya Kira,


Ini slinger karya Ziya,Nah, cantik kaaann...;-)

SLINGER MERAH-PUTIH




Kira-Ziya sangat suka bikin prakarya slinger. Itu lho, benda terjurai yang biasa digantung-gantung dan bergoyang ditiup angin. Setiap ada slinger yang rusak, jatuh, nggak bisa ditempel lagi karena udah terlalu lama bertengger atau mulai nggak karuan bentuknya, pasti Kira-Ziya ajak mama membuat yang baru lagi.


Ketika Indonesia merayakan hari kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 2008, meski jauh di mata, tetap dekat di hati dong.. Mama ajak Kira-Ziya bikin slinger merah-putih sesuai warna bendera tanah air kita tercinta.


Sederhana dan mudah pastinya. Bentuk bendera mama buat dari dua buah kertas, warna merah dan warna putih yang di selotip bagian tengahnya. Sisanya adalah rantai kertas merah dan putih yang diselang seling sampai cukup panjang untuk digantung di kusen pintu kamar kita.

Hari itu mama ajak para bidadari mengenal beberapa lagu kebangsaan. Dan kita nyanyikan juga lagu yang Kira-Ziya sudah hafal, "Bendera Merah-Putih, bendera tanah airkuuuu..."


Merdeka!
BELAJAR NAMA-NAMA BENDA


Ide ini dari salah satu halaman bukunya mbak Arleen Amidjaja, "101 Fun and Mind Stimulating Things to Do With Your Kids(2-6 years)".

Sebelumnya Kira-Ziya sudah hafal lagu A-B-C, tapi belum belajar membaca secara khusus. Untuk melatih bahasa Inggrisnya, selain sering mengajak para bidadari ngobrol dalam bahasa Inggris, mama pikir hal ini asik juga dilakukan.

So, mama potong-potong kertas, tulis besar-besar dengan spidol nama-nama benda yang ada di rumah kita (masing-masing nama dibuat dobel tentu saja hehehe), lantas minta Kira-Ziya berlomba menempelkannya di masing-masing tempat yang sesuai dengan selotip.

Seru juga, apalagi Kira-Ziya belum begitu paham bacaannya. Tapi pelan-pelan kita pelajari dan sering diulang-ulang, sim sa la bim! Rumah kita tambah cerah dengan kertas warna merah di mana-mana!
Untuk beberapa waktu nama-nama itu bisa pindah di mana-mana, kadang Kira ingin kata "window" dipasang di jendela kamar bermain sedang Ziya ingin dipasang di jendela kamar tidur kita. Begitu juga "wall", menurut Kira kata itu paling tepat ditempel di dinding depan kamar bermain sedang bagi Ziya lebih asik di dinding ruang seterika.
Untuk tempat-tempat yang sulit (Kira-Ziya kadang ingin menempelnya di bagian atas kaca atau sebagainya), para bidadari perlu bantuan mama untuk menggendong atau memanjat kursi. Sampai hari ini (kira-kira udah 3 bulanan sejak kita tempel) kertas warna merah itu masih bertengger di mana-mana dengan kondisi nggak karuan alias compang camping kena gunting, terlipat, melengkung dan tercorat-coret spidol hehehe..


Monday, November 10, 2008

INGIN IBU WARISKAN HUTAN KEPADAMU


: kira-ziya


jika tak bisa di belakang rumah kita
ingin ibu wariskan hutan
di dadamu

yang lebatnya memayungi tanah
berjarum-jarum sinar surya rindu menerobos dedaunnya tiap pagi
perak bulan bergelimang di pucuk-pucuknya kala purnama
cendawan menyembul di kaki-kakinya
serangga dan burung menyarangi dahan-dahannya
bunga liar rumpun tumbuh
rumput berebut di tiap sudut
jalan-jalan setapak berlumut
sungai-sungai jernih tak pernah surut

selain siul angin, hutan itu menyimpan begitu banyak merdu
ricik hujan menumbuk batu
derak ranting layu
kerisik perdu
dengung
lenting
decit
desis
ketuk
remuk
retak
gerak
getar
segala laku
segala lagu


miliki keragamannya nak,
juga keseimbangannya

miliki kekayaan warnanya,
juga wangi kebebasannya



indah ip

7 nov 08, 14.02 pm

Monday, November 03, 2008

LEBARAN TAHUN INI

Mama baru sempat onlie setelah sekian lama nih. Maklum, jadwal perselebritisan padat luar biasa hehehe. Sekarang juga masih nggak sempat nulis ..ck ck ck ..segitu sibuknyaaaa...

Jadi, mending lihat fotonya aja deh ya, yang merekam keceriaan kita ketika Uci, Opa, Oma dan mimi Nila berlibur di Kuala Lumpur selama kurang lebih 3 minggu sekitar akhir September hingga awal Oktober lalu. Alhamdulillah bisa ngumpul sama semua yang kita cintai. Kangen jadi terobati banget euy...;-)
Ini kali pertama Kira-Ziya ikut ke Masjid untuk sholat Ied dan semuanya berjalan lancar. Kira-Ziya bisa duduk tenang pakai mukena dan mengikuti semuanya dari awal hingga akhir. Pinteeerr....;-) .

Slllrrrppppp..... menu kita dari dapur tercinta ketika Lebaran.


Bahagianya Lebaran ini kita juga dikirimi rendang lengkap berikut berbagai kue khas Malaysia oleh Pak Cik Amin dan keluarga yang selalu jadi langganan taksi kita kemanapun pergi tiap weekend satu setengah tahunan ini, berbagai kue buatan sendiri dari Bibi Tina yang sekarang dua kali seminggu menemani mama beres-beres di rumah dan lemang berikut rendang lengkap dari keluarga Apak Sutan dan Etek Tina di Kajang yang masih bertalian keluarga dengan Oma. Wow!! Subhanallah, bahagianya. 


TENTANG PETAK SEMPIT ITU


: kira-ziya

kau bertanya kenapa masih saja ibu jejalkan segala biji dan umbi ke petak sempit di belakang rumah kita meski tak pasti bisa hidup atau tidak

hari itu seperti juga hari-hari lain ibu masih tak punya jawaban selain senyum manis dan rengkuh lengan mengajakmu turut

ibu mungkin tak tahu ilmu tanah, ilmu berkebun, ilmu tanaman
tak tahu ilmu humus, ilmu pupuk juga segala penyubur tumbuhan

ibu cuma tahu setiap jengkal yang kita miliki begitu berharga

setiap biji yang kita makan daging dan kulitnya punya kesempatan hidup
setiap bumbu dapur yang mulai kering dan tak dipakai dalam waktu dekat lebih baik busuk di tanah daripada busuk di rak plastik atau lemari penyejuk

biar waktu membuktikannya padamu

kelak entah kapan kita akan rindu desir angin dan nyanyi hujan di sela daun, kerisik ranting, kepak rama-rama, mekar bunga, teduh pepohon, wangi rumput basah dan ranum buah
kelak entah kapan kita akan kehilangan merah, kehilangan jingga, kehilangan kuning, kehilangan hijau, kehilangan biru, kehilangan nila, kehilangan ungu, kehilangan warna jika luput mengabadikannya sekarang

atas tanyamu waktu itu
sekali lagi hari ini ibu tak punya jawaban selain makin manis tersenyum dan makin sering mengajakmu turun

mari nak, jangan tunda
petak kecil ini adalah mula!



indah ip
15 okt 08, 1.50 am

BUKAN DONGENG


:kira-ziya


nak, maafkan ibu
akhir-akhir ini waktu membaca denganmu seringkali terinterupsi
mata di buku tapi telinga di tv
kita jadi kerap tiba-tiba henti mendongeng puteri, peri-peri dan bidadari

baru sadar makin banyak manusia tak punya mata, tak punya hati, tak punya telinga
makin banyak temanmu tak punya sandang, tak punya pangan, tak punya papan

kehidupan ini nak, menyimpan begitu banyak cerita yang entah sempat entah tidak dapat ibu sampaikan
selain dongeng tawa juga ada dongeng air mata
selain kisah maya juga ada kisah nyata
buku bisa ditunda dan sebentar kita genapkan
tetapi hidup berjalan terus
ia maju ke depan tak mundur ke belakang
ia koma sejak dimulai dan tamat baru ketika titik kelak ditujahkan

nak, maafkan ibu
seringkali lupa bahwa tangis tak selesaikan apa-apa
kau pasti heran kenapa ibu kehilangan kata
ijinkan sebentar saja berkaca
bukan terharu membaca cinderella, itik buruk rupa atau dongeng ternama lainnya
ibu cuma tiba-tiba malu teringat khilaf dan alpa

betapa hati sering jumawa
padahal raga belum lagi berbuat apa


indah ip
14 okt 08,11.48 pm

DIMANA KECANTIKAN SEJATI MENURUTMU


: kira-ziya


kecantikan sejati, anakku, tak ada dalam rambut hitam lebat tanpa ketombe yang berayun-ayun tak kusut ditiup angin
tak ada dalam wajah putih susu tanpa jerawat, tanpa kulit mati, tanpa komedo yang kelembutannya menggelincirkan debu
bahkan dalam gemerlap pesta sejagat yang berlomba-lomba mencipta boneka paling indah dengan kecerlangan tak bercela sekalipun
ia tak pernah ada di situ

bukan sekedar gembar-gembor iklan kotak kaca,
slogan-slogan absurd media,
jebakan-jebakan mimpi surga,
palsu pandangan mata,
kecantikan sejati lebih dari itu

ia ada dalam lubuk paling sunyi paling sembunyi

mencarinya, belajarlah peta
menujunya, belajarlah tak cuma ilmu dunia
menemukannya, belajarlah peka
memilikinya, belajarlah menjadi tak sempurna

kecantikan sesungguhnya, anakku, ada dalam noktah jiwa paling inti paling suci
memenangkannya, belajarlah bersyukur dan memperbaiki diri



indah ip
KL, 11 sept 08, 2.07 am


Saturday, September 06, 2008


PAK POS NGIRIM BARANG PAKAI APA?


Sambil santai suatu kali papa ngetes Kira-Ziya soal alat transportasi dan profesi kerja. Hampir semua bisa dijawab dan dihubungkan dengan mudah, pak polisi dengan mobil polisinya, nahkoda kapal dan kapalnya, perawat dengan mobil ambulansnya, dan sebagainya. Tinggal beberapa gambar, termasuk gambar pak pos dan motornya.

"Nah, kalau pak pos, mana kendaraannya?", tanya papa.
Kira-Ziya diam.
"Maksud papa, pak pos itu ngirim barangnya pakai apa?"
Kira masih diam.
Tiba-tiba Ziya teriak sumringah,
"Ziya tahu! Pakai KALDUS!!"
Mama yang udah ngantuk-ngantuk di sampingnya cekikikan di balik bantal, Ziya mungkin ingat tiap kali pak pos datang bawa paket dari Jakarta pasti dibungkusnya pakai kardus!
"Iya benar kalau barang bakai kardus, kalau surat pakai amplop, tapi maksud papa kendaraannya...hehehe", papa memperjelas
"Ooohh..."Ziya mengerutkan kening sambil mengangguk-angguk

Kalau udah gini jadi sadar, mama papa jadi belajar, menghadapi anak-anak memang harus jelas, lengkap dan detail nanyanya, kalau nggak bisa surprise sendiri hehehe

TENTANG BUKU


Papa-Kira-Ziya punya hobi baru.
Baca komik Petualangan Tintin!
Ketika nggak sengaja lewat bagian komik di salah satu toko buku, papa jadi bernostalgi, dulu punya hampir lengkap koleksi Tintin. Sejak itu papa mulai niat mengoleksi lagi. Dan hobi ini menular (atau ditularkan hehehe) ke para bidadari.
Tiap weekend minta diajak ke toko buku.
"Memangnya Kira-Ziya pingin beli buku apa?"
"Buku uncle Tintin! Iya kan, 'Pa? Kita kan belum punya yang ini, yang ini dan yang ini!" Kira-Ziya menujuk-nunjuk judul cover buku Tintin.

Tiap mau tidur malam, jadi hampir selalu minta dibacain Tintin (meski banyak improvisasi yang kudu dilakukan papa untuk menghindari kata-kata nggak ok dan cerita yang pasti belum bisa dimengerti oleh para bidadari. Misalnya celetukan kapten Haddock yang amburadul, soal kegiatan berburu membawa senjata yang dilakukan Tintin di hutan Afrika, dan sebagainya. Maaf ya om Herge, komiknya banyak direvisi sedikit demi kebaikan para bidadari hehehe)

Mama sempat protes sih,.. mungkin karena masih berpikir (ya ampuuunnn emang mama udah setua apa ya,..kok berasa ubanan gini!) bahwa komik bikin kepala malas alias nggak seaktif kalau baca novel dalam hal berimajinasi (duh, mama pasti diprotes pecinta komik sedunia neh termasuk mimi Nila! Huehehehe,..tunggu dulu, ok mama akui ini mungkin cuma masalah selera, lagi pula boleh dong, itu kan bagian dari pemikiran mama mengingat masa kecil kita dulu). Tapi papa bilang Tintin adalah komik yang sangat detail. Coba lihat ganbar-gambarnya, latar belakang tiap scene nggak pernah asal dan hampir selalu detail. Bener juga. Penciptanya juga bisa dibilang canggih, bayangkan sejak tahun awal sampai sekarang udah beredar sekian komik, artinya bisa tiap tahun bikin komik tuh. Genius dong.. emang bikin komik gampang? Komik ini selain serius juga lucu, jadi seimbanglah (kalau malam-malam papa udah ketiduran duluan sedang para bidadari minta dibacain Tintin, mau nggak mau mama akhirnya baca juga deh, ck ck ck ,..kebayang dong, baca komik yang baru kali itu dibaca dalam kondisi ngantuk dan menerjemahkan tiap kotak-kotak bergambar itu dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia plus mencari-cari ungkapan yang tepat dan nggak jarang membuat variasi cerita sendiri untuk menghindari hal-hal kurang ok dari versi aslinya bagi para bidadari). Hmm..rasanya Opa Tuta juga dulu suka Tintin, kata temen-temennya malah Tintin paling asik dibaca dalam versi asli Perancis-nya.

Ok deh, mama anggap ini sebagai salah satu penyemangat membaca bagi Kira-Ziya. Toh apa yang mereka baca selalu dalam pengarahan dan pendampingan mama-papa (kan memang belum bisa baca, jadi biasanya nih dibacain dulu, abis itu kalau lagi santai para bidadari akan pura-pura baca sendiri sambil lihat gambarnya dan ngoceh ngalor ngidul sesuai yang pernah diceritakan atau bahkan menciptakan cerita versi sendiri yang dahsyah dan kadang mencengangkan saking mama aja nggak kepikir bikin cerita begitu hehehe).

Mama sendiri dulu baru boleh baca komik ketika SMP (ini memang salah satu kebijaksanaan Opa dan Oma ketika mama dan mimi kecil dulu. Boleh membaca pun jika dan hanya jika semua pekerjaan wajib sudah selesai dilakukan, termasuk sudah sholat, sudah bikin pe-er, sudah belajar untuk ulangan besok, sudah makan dan sudah bereskan kamar hehehe. Kalau belum selesai salah satu, bisa tiap bentar Oma ketuk pintu kamar dan metolot hehehe). Satu-satunya komik yang mama baca masa kecil dulu cuma Nina. Ketika SMP mama baca Asterix. Setelah itu baru baca Candi-Candi. Sisanya cuma bolak-balik sesekali yang menarik, minjem koleksi mimi Nila yang gila komik.

Mama sejak dulu lebih gila baca novel. Mama punya hampir lengkap novel-novel petualangan dari pengarang yang beragam. Ketika besar meningkat novel-novel kelas berat. Nggak tau kenapa ya, lebih asik aja baca novel, soalnya bisa berimajinasi lebih leluasa dan nggak terbatas oleh gambar yang ada.

Karena papa mulai koleksi Tintin, boleh dong mama jadi terinspirasi untuk mulai mengoleksi lagi novel. Asiiiikkkk!!! Novel mama mulai banyak nih. Saking banyaknya, kemarin ini balik dari libur di Jakarta, isi koper kita seperempatnya adalah novel!

Kira-Ziya mulai belajar nabung meski belum ngerti uang. Intinya pelan-pelan menanamkan pengertian bahwa untuk memperoleh sesuatu kita memang perlu bekerja keras dan menabung. Kalau sudah penuh nanti kita buka dan hitung jumlahnya. Kalau cukup, bisa dibelikan buku atau apapun yang Kira-Ziya mau. Tapi kalau nggak cukup, artinya kita harus lebih sabar lagi menabung kembali sampai cukup. Sekarang tiap pulang kantor Kira-Ziya diberikan koin oleh papa untuk ditabung. Pastinya belum benar-benar paham soal tabung menabung ini, masih pada tahap sekedar tahu dan senang karena bunyi koin-koin itu nyaring tiap kali dicemplungkan. Cringg!! Nggak apa, ini baru tahap awal aja kan,..

Dulu waktu SD, mama dan mimi selalu beli novel dan komik dari hasil tabungan selama satu caturwulan/semester. Kalau biasanya bisa naik becak, sesekali nggak naik becak, kalau biasanya naik angkot, sesekali coba nggak naik angkot alias jalan kaki (karena dulu SD mama nggak terlalu jauh dari rumah). Mama dan mimi memang sejak mulai sekolah nggak jajan, jadi nggak punya uang jajan, yang ada uang transport. Sekali naik angkot dari Halimun ke Lodaya 50 rupiah untuk anak SD di Bandung dulu. Oma biasanya kasih 100 rupiah bolak-balik dan 50-100 rupiah untuk simpanan kalau-kalau tak terduga perlu sesuatu.

Tabungan hanya dibuka ketika libur. Beli bukunya di Pasar Loak Palasari(yang udah berkali-kali kebakar itu sampai sekarang). Harga novel Lima Sekawan masih 250-an rupiah. Percaya nggak? Mama mengalami itu. Dan rasanya puas luar biasa karena Oma-Opa membebaskan mama memanfaatkan tabungan untuk hal-hal positif termasuk baca buku.

Di rumah kita sekarang, saking mulai banyaknya novel dan buku, jadi nggak susah nyari pengganjel sofa kita yang patah itu hehehe...

Kemarin ini owner unit kita datang ngecek. Begitu datang kedua kalinya beliau tersenyum,
"Oh,..good! You've found a brick for that sofa!", kemarin ini memang beliau sarankan cari batu bata untuk ngganjel kaki sofa itu sementara belum diperbaiki.
Mama geleng-geleng kepala.
"Nope! My books!"
Sang owner bengong. Hehehe.. habis mau nyari batu bata di mana hari gini? Jadi buku aja mama bungkus pakai koran. Pengganjel yang mantappphhh..!

"Kasihan mama, bukunya jadi buat ngganjel sofa..hehehe" papa prihatin, soalnya buku tebal buanget dalam bungkus koran itu adalah salah satu buku favorit mama hadiah ultah dari papa, judulnya 1001 Buildings You Must See Before You Die (Mark Irving). Nggak apa, kan sementara, soalnya itu buku paling tebal yang pas banget untuk ngganjel saat itu. Lagipula korannya mama lapisi cukup tebal, jadi aman.

Anyway, kemarin buku kesayangan mama itu udah balik masuk singgasananya di rak buku lagi karena sofa kita udah diperbaiki ;-)


JALAN-JALAN DAN PITA LENGAN BAJU MAMA


Kemarin seperti biasa kita jalan-jalan berempat. Bukan ke mall atau taman bermain biasa, melainkan ke KLIA Airport! Hehehe.. Kenapa ke situ? Ini ide spontan dan asik papa. Menurut papa, KLIA yang luas itu pasti bisa bikin Kira-Ziya puas berlarian ke sana kemari.
Menjelang pergi, gerimis datang. Tapi nggak masalah, kan bisa pakai payung (niat banget gak sih? ;-)) Lagipula perjalanan dari stasiun LRT kan langsung transit di KL Sentral lalu lanjut naik train KLIA express. Artinya yang perlu pakai payung ya hanya jarak dari unit condominium kita sampai ke tangga penyeberangan menuju stasiun LRT saja. So, kita berangkat dengan gembira. Soalnya jarang-jarang main hujan kan?
Wah! Kira-Ziya senang jalan dalam gerimis. Jadi bisa sambil nyanyi lagu raindrop-nya Barney, "..standing outside with my mouth open wide... a-a-a-a.. a-a-a... a-a-a!", sambil buka mulut ke arah langit, nampung air hujan ceritanya..hehehehe.
Selama kemarin itu entah kenapa pita di lengan baju mama tiap sebentar lepas (maklum baru kali itu dipakai bajunya, jadi baru ngeh juga). Mungkin karena sesekali gendong para bidadari akibatnya ya sering ketarik-tarik. Dan tiap sebentar papa jadi harus menolong mama mengikatkan pita itu lagi dan lagi dan lagi.
Saking seringnya, Kira mungkin jadi penasaran.
"Kok papa yang ikatin pitanya?"
"Iya, sayang,..mama minta tolong sama papa"
"Lho! Memangnya mama nggak bisa ikat sendiri yah?"
"Nggak bisa 'Nak, susah ngikatnya dengan satu tangan kiri doang kan.."
"Oooh,.. kalau gitu artinya mama belum besar dong!!"
"Hah?"
"Iya! Artinya mama masih keciiil! Soalnya masih belum bisa ikat pita sendiri kan ?!"
Jeduggghhh!!
Kira senyum puas sambil menatap mama.
Ck ck ck ..pinteeerrrrrrr... ;-)

Friday, August 29, 2008


TAS BUNGKUS COKLAT & KOPI INSTAN


Namanya juga anak-anak, selalu senang kalau dibuatin tas, dompet atau semacamnya yang memungkinkan mereka menyimpan dan memasukkan seluruh barang kesayangan ke dalamnya, bahkan barang-barang nggak penting dan barang-barang dapur mamanya.

Ketika mama meminta mereka memilih, Kira ingin tas warna ungu bekas bungkus susu coklat, sedang Ziya ingin tas warna coklat bekas bungkus kopi instan papa. Dalam prakteknya sih bisa kebalik-balik makainya, dan nggak menutup kemungkinan bakal rebutan kalau nggak diingetin yang mana punya siapa. Makanya untuk menjelaskan kepemilikan, mama selalu buatkan inisial nama masing-masing. Biar jelas dan nggak ada yang ketukar. Hehehehe... meski masih kecil, rasa kepemilikan para bidadari udah kuat banget yah. Ini mungkin salah satu dari sekian banyak keseruan memiliki bidadari kembar. Mereka jadi lebih banyak berinteraksi, mau nggak mau jadi belajar toleransi dan menghargai hak kepemilikan terhadap sesuatu. Mama dan apany ajuga jadi belajar bahwa meski dilahirkan dari satu indung telur sehingga bisa dikatakan identik, masing-masing tetaplah individu berbeda yang nggak bisa disama-samakan.

Begitulah, bungkus itu mama bolongi pinggirnya, beri tali dan ikat ujung-ujungnya. Soal memasukkan tali, Kira-Ziya ambil peranan besar. Maklum lagi seneng-senengnya main tali. Sampai tali sepatu mama-papa di rak tahu-tahu udah nyambung sendiri akibat tangan-tangan mungil menggemaskan itu.

Nah, kalau tasnya besar begini jadi bisa membawa apapun yang ukurannya besar. Soalnya kemarin ini mama lihat Kira dengan susah payah memasukkan sebagian buku-buku ceritanya ke dalam tas kertas kue yang waktu itu kita bikin, akibatnya itu tas mulai sobek dan ketika diangkat juga udah nggak seimbang.

Lucu melihat anak-anak kreatif dengan sekelilingnya ya. Mendapat hal baru aja mereka udah segitu hepi dan excitednya ;-)


Bunga-Bunga Cantik Sepanjang Liburan Masih ingat ya, dengan cerita mama tentang bunga-bunga cantik di sini Nah, ini beberapa pohon d...