LAMPU LALU-LINTAS
Salah satu lagu kesukaan Kira-Ziya yang sering dinyanyikan teacher-nya di sekolah adalah "traffic light",
red light, red light, what do you say?I say, stop, stop right away!
yellow light, yellow light, what do you say?
I say wait, wait for a while!
green light, green light, what do you say?
I say go, go right away!
Ketika melihat sampul buku mewarnai ada yang sobek dan lepas, Oma punya ide membuatkan lampu lalu lintas buat Kira-Ziya. Bagian warna-warninya adalah lapisan kertas lipat yang ditempel di belakangnya, diberi selotip dan dinamai.
Kira-Ziya jadi semakin bersemangat belajar warna dan arti lampu lalu-lintas sambil berbaris bolak-balik keliling rumah sama Oma. Mama, selain jadi tukang potret, juga bertugas menebak setiap warna yang sesekali ditunjukkan Kira-Ziya (atau sebaliknya, mama yang tanya sama Kira-Ziya apa arti yang dipegangnya saat itu) dan kita berteriak sambil melompat kegirangan kalau jawabannya tepat. Yeah!
Satu lagi yang dibuatkan Oma ketika itu adalah rambu lalu lintas berbentuk tangan. Kira-Ziya senang sekali bisa berperan sebagai polisi pengatur jalan raya sambil mengangkat rambu sesekali, bergantian dengan lampu lalu lintasnya, dan tentu saja seperti biasa sambil bernyanyi.
Eh, tapi kenapa jumlah jarinya ada 6 ya? Kata Oma, iseng aja, habis bikinnya spontan dan tau-tau terlanjur 6 jumlahnya, jadi lanjuuuuttttt maaaanggggg....(untungnya Kira-Ziya udah tahu bahwa jumlah jari tangan ada 5, bukan 6 hehehe)
1 comment:
huahahhahahahahhah....
jarinya 5 kok, yang satu itu bonus.....hahahaha
lucu na...:)
Post a Comment