Thursday, May 08, 2008

MENGGAMBAR MONI

Sudah 3 bulan terakhir Kira-Ziya nggak sekolah formal di playgroup, setelah observasi sekitar 6 bulan masa sekolah dan mempertimbangkan banyak hal, mama-papa berkesimpulan Kira-Ziya baru betul-betul siap sekolah pada usia taman kanak-kanak nanti (karena udah bisa memilih, kadang moodnya nggak pingin sekolah, kadang pinginnya main, nggak pingin mandi pagi-pagi, kalau dipaksa bisa heboh dunia deh dan mama-papa berpikir nggak ada alasan untuk memaksa sekolah di usia ini kan, kemarin itu niatnya hanya untuk pengenalan, untuk belajar berinteraksi dengan teman, mengenal bahasa dan sebagainya, jadi selama 6 bulan sekolah, dalam seminggu bisa aja tuh cuma sekolah sekali-dua kali aja, atau kadang kalau sekelas sakit ya ikut ketularan akhirnya dan bisa masing-masing dua mingguan sakit bergantian/berurutan, akhirnya sebulan nggak sekolah semua karena nggak ada yang mau pergi sendirian, maunya barengan). Jadi sekarang setiap hari di rumah kita bertiga sekolah bersama, sebagian besar sih mama jadi gurunya, tapi kadang Kira-Ziya juga pingin gantian jadi gurunya hehehe...we do everything we want, main-belajar-nyanyi-nari-bikin prakarya-dsb, untuk interaksi dengan teman kita jalan-jalan ke playground setiap akhir pekan bersama papa atau ke mana saja. So far kelihatannya para bidadari justru lebih enjoy, lebih ceria, lebih sehat, lebih nyaman dan lebih fleksibel soal waktu bermain-makan-istirahat nya (pas masih sekolah kadang salah satu atau keduanya bisa ketiduran sambil digendong mama atau Oma karena mungkin masih terpengaruh jam tidur saat masih nyusu dulu ya menjelang siang hari, kalau nggak ketiduran biasanya udah uring-uringan sebelum pulang sekolah). Kalau papa pulang kantor, biasanya gantian papa jadi gurunya (sementara mama siapin makan malam di dapur), main dan belajar sama papa memberi hal yang berbeda lagi buat para bidadari, memberi keseimbangan, memberi wawasan lebih, asik deh pokoknya.

Nah, ketika masih sekolah, ada hal yang belum sempat dilakukan (karena Kira-Ziya sempat flu berat gantian), teacher meminta setiap anak berbaring di kertas kopi besar, lalu mencetak seluruh badannya. Menurut teacher sih nanti akan dihias seperti anak yang digambar itu. Mama nggak terlalu jelas juga karena belum pernah lihat hasilnya, tapi mungkin kira-kira seperti apa yang kemarin ini sempat kita lakukan.

Mama sengaja beli kertas coklat besar ketika belanja. Papa heran dan tanya untuk apa, mama bilang adaaaaa ajah,..untuk main sama Kira-Ziya donggg...hehehe.

So, mama beri Kira-Ziya pilihan, ingin badannya yang dicetak seperti waktu di sekolah dulu atau ingin Moni yang dicetak. Para bidadari pilih Moni. Mama letakkan Moni di atas kertas dan kita mulai menggambar sesuai bentuknya. Eh, belum apa-apa, Kira-Ziya udah lebih heboh dari mama. Itu kertas coklat udah penuh aja sama gambar si Moni sesuai imajinasi masing-masing hehehe...
Ini Moni ala Kira
Yang ini Moni ala Ziya
Karena kita nggak punya kertas krep atau kertas warna-warni (kecuali kertas lipat yang tinggal beberapa lembar), mama cari aja plastik belanja yang banyak di laci dapur. Nah, dari plastik itu kita buat bajunya. Kayaknya nggak seru kalau hanya begitu ya, jadi mama ambil juga bungkus buah apel yang bentuknya seperti jaring untuk manset tangan dan ikat pinggang Moni. Sepatunya kita buat dari kertas lipat yang digambari dengan spidol untuk talinya. Semua aktifitas mama coba melibatkan Kira-Ziya. Mau warna yang mana, mau corak yang mana dan mau ditempel di mana.
Kalau ngikutin keinginan mama pasti maunya semua sempurna. Tapi apa yang kita lakukan kan sebetulnya acara Kira-Ziya ya, jadi nggak ada yang akan menilai hasil akhirnya toh? Sebab nggak ada yang benar maupun salah, nggak ada yang bagus maupun jelek, intinya kita semua hepi dan Kira-Ziya belajar banyak soal tempel menempel, soal inisiatif dalam berkarya, mengembangkan imajinasi, dsb, jadi mama biarkan semua proses berjalan apa adanya. Bahkan mama nggak membetulkan bentuk jari tangan, bentuk wajah (mama sempat minta maaf sama Ziya karena lupa, terlanjur memberi mata Moni dengan spidol, padahal Ziya juga ingin bikin mata sendiri, akhirnya Ziya bikin bulu mata Moni yang puanjang dan bibirnya hehehe) dan beberapa bagian yang atas inisiatif sendiri diganbar oleh para bidadari. Nah, jadi deh moni semi 3 dimensi :-)

Kalau lagi bikin prakarya, biasanya mama tutup mata deh soal kamar yang berantakan dan apa yang kemudian berlanjut setelahnya. Beresinnya ntar aja deh, kalau perlu beresinnya berdua papa (hehehe curang ya,..iyalah,.papa really a helping hand soal bantu beresin rumah mah,..kagak ada tandingannya,..hehehe, we love you, papa!)


Dan ini yang terjadi setelah acara menggambar Moni selesai. Kira membawa kertas coklat ke dapur. "Kok di bawa ke dapur, Kira?", tanya mama. "Kira mau piknik! Ayo Ziya, kita piknik!" Kira memboyong juga seluruh mainan masak-masakannya.

Semua dibiarkan seberantakan itu sampai kita bertiga bangun tidur siang dan akhirnya beresin bersama-sama. Jadi kali ini papa bisa pulang ke rumah dengan lega karena rumah udah bersih duluan hehehe...

2 comments:

unil said...

huahhahhaha....lucu na si Moni.........bulu matanya panjaaaaaaaaaaaaaang sekali hehehehe :D

ayo, gambar lagi!
hugs from mimi! :)

Vidya said...

duh pinternya kira dan ziya :-)

Bunga-Bunga Cantik Sepanjang Liburan Masih ingat ya, dengan cerita mama tentang bunga-bunga cantik di sini Nah, ini beberapa pohon d...