SAPU AJAIB PAPA
Tadinya maksud papa benda ini bukan sapu kali ya, 'Pa? Tapi biasalah,..Kira-Ziya selalu punya imajinasi tersendiri terhadap banyak hal, termasuk untuk benda-benda lucu ini yang papa buat ketika pulang kantor sambil nunggu mama selesai masak dan menyiapkan meja makan.
Dibuat dari kertas-kertas putih tak terpakai dan kertas koran yang digulung dan diselotip. Salah satu sisinya digunting-gunting hingga seperti sapu dan diberi alis-mata-hidung-mulut dengan spidol.
"Permisi, 'Ma.. Ziya mau nyapu nih,..lumahnya beldebu (rumahnya berdebu) banget..."
"..Kila juga mau nyapu,..kan nanti malu kalau ada yang dateng tanya kok lumahnya banyak debu..."
Ehm, tau aja nih, udah seminggu nggak dipel euy..
"Oo..Kira-Ziya lagi bantu mama nyapu ya,..? Waah terima kasih sayangkuuuwww, pekerjaan mama jadi lebih ringan deh karena dibantu anak-anaknya.."
"Iya! 'Kan kalau anak kecil sapunya pakai sapu untuk anak-anak...", kata Kira
"Kalau sudah besal nanti balu pakai sapu olang besal kayak mama ya 'Ma, ya?...", tambah Ziya
Mama mengangguk-angguk sambil membayangkan gimana asiknya kalau suatu saat nanti kita nyapu bertiga sambil nyanyi-nyanyi atau cekikikan.. :-)
Malam itu aktifitas menyapu berlanjut sampai waktunya makan. Yang disapu tidak cuma di sekitar dapur mama dan ruang tamu lho tapi juga kamar-kamar. Eh, juga bukan cuma lantai tapi termasuk dinding-dinding! (Kata Kira itu untuk membersihkan bekas coretan dan noda yang entah dikotori oleh siapa sepanjang rumah).
Eh, tapiiiii.. Lho, kok? Apaan tuuuuuhhhhh....!? Oh no! Ternyata semua debu dan remah-remah kertas yang disapu diposkan oleh Kira-Ziya ke dua tempat 'pembuangan akhir'. Satu, di bawah keset kaki depan kamar mandi utama. Dua, di bawah kolong tempat tidur!
"Lho,..Ziya, kok ke bawah keset kaki? Kira, kok ke bawah kolong tempat tidur? Seharusnya ke mana, hayo?", mama mulai hampir melotot.
Tapi Kira dengan percaya diri memandang mama dan memberi alasan yang menurutnya paling masuk akal,
"Sengaja bial ketemu semua sama mamanya dan papanya, 'Ma.. Ini kan yang Kila sapu anak-anaknya keltas...!"
"?????"
Well, sama sekali bukan jawaban yang mama duga pun mama harapkan, tapi bikin mama senyum dan sedikit terharu. Kira sebegitu pedulinya ya mempertemukan keluarga kertas di bawah tempat tidur biar semua bersatu :-). Owww....Mama menghargai niat baik itu, tapi tentu saja ada yang harus diarahkan dengan hati-hati soal membuang sampah pada tempatnya.
Ok deh. Setelah para bidadari puas nyapu, giliran mama ambil tangkai sapu beneran untuk memindahkan 'keluarga kertas' itu ke tempat sampah, tentu dengan persetujuan para bidadari sebelumnya dan sedikit penjelasan paling simpel kenapa semua itu akhirnya harus masuk tempat sampah di dapur mama, hehehe...
No comments:
Post a Comment