GUNTING OH GUNTING!
Sudah sejak awal tahun ini para bidadari dipercaya memegang gunting tajam berukuran kecil untuk membuat prakarya. Disamping berkarya sambil didampingi, sejak usia 3 tahunan Kira-Ziya sudah mulai kreatif dan berinisiatif membuat prakarya sendiri hampir setiap hari, tanpa ditemani mama.
Gunting khusus anak-anak yang digunakan sudah ketiga kalinya rusak. Mama melihat para bidadari cukup sabar menggunakan benda nggak terlalu tajam itu. Lama-lama penasaran juga kali sama kertas-kertas lebih tebal, kotak-kotak sereal, kotak tisu, plastik dan sebagainya, yang mengakibatkan para gunting malang itu patah dan rusak sama sekali.
Melihat keterampilan jari tangan dan kemandirian mereka sejauh ini, akhirnya mama-papa membolehkan Kira-Ziya pakai gunting tajam. Sudah lama kita beli di toko buku sih, tapi selama ini disimpan untuk waktu yang tepat.
Setelah itu sempat sekali mama dapati Ziya menggunting ujung bagian bawah bajunya. Meski cuma 1 cm tergunting, mama tegas-tegas memperingatkan apa saja yang boleh digunting dan apa yang tidak boleh digunting tanpa ijin. Ziya mengerti dan minta maaf. Mungkin masih penasaran, mama dapati lagi Ziya menggunting ujung serbet dapur. Maka untuk kedua kalinya mama peringatkan. Ziya mengerti dan minta maaf.
Meski was-was mama merasa perlu belajar memberi kepercayaan, tentu saja setelah memastikan kondisi aman.
Ceritanya hari itu Kira-Ziya mengajak bikin prakarya sementara mama belum selesai memasak. Jadi mama tunda, mama bilang nanti selesai masak kita akan bikin prakarya.
“Kalau gitu boleh ya, ‘Ma, kayak kemalin Kila pakai gunting bikin plakalya sendili?”
“Oh boleh,..!Kalau bisa bikin sendiri malah lebih bagus dong..kayak kemarin ya..Artinya kreatif!”
“Ziya juga minta tolong diambilkan gunting ya, ‘Ma! Mau bikin plakalya sendili juga..kan Ziya kleatif juga!”
“Oh boleh,..!Kalau bisa bikin sendiri malah lebih bagus dong..kayak kemarin ya..Artinya kreatif!”
“Ziya juga minta tolong diambilkan gunting ya, ‘Ma! Mau bikin plakalya sendili juga..kan Ziya kleatif juga!”
Maka mama ambilkan gunting dan siapkan juga beberapa perlengkapan lainnya.
Sambil memasak, terlihat mereka bolak-balik antara kamar dan ruang tamu.
Ketika suasana senyap, mama pikir mungkin mereka sedang asik berkarya sambil nonton TV.
Tapi tiba-tiba mama dikejutkan Ziya yang datang ke dapur, disusul Kira,
“Ma,..! Ini...udah Ziya potong..”
And you know what?? Para bidadari baru saja memotong rambuntya sendiri!
Yang tadinya sepanjang bahu, jadi compang camping nggak karuan sependek telinga! Termasuk poninya! Hampir pitak!
Ya ampuuuuuunnnn...
Nggak bisa ngomong apa-apa, langsung mama gendong ke depan kaca supaya melihat wajah masing-masing.
Eehh para bidadari nyengir!
Tapi begitu sadar rambutnya nggak bisa kembali lagi baru cemas.
“Kan nanti bisa diselotip, ‘Ma!??”, ujar Ziya
“Mana bisa rambut di selotip“
“Mana bisa rambut di selotip“
"Kalau gitu.. kita tiap hali cuci lambut aja bial tumbuh lagi!!”, Kira menyahut
Mama diam.
“Atau kita pakai keludung aja bial nggak kelihatan kayak boy??”, kata Ziya lagi.
Mama diam.
“Atau kita pakai keludung aja bial nggak kelihatan kayak boy??”, kata Ziya lagi.
Kepala mama mulai berasap-asap nih,..jadi mama tetap diam biar nggak terlanjur berteriak.
Setelah Kira-Ziya minta maaf dan mama bisa ngomong, baru mama jelaskan dimana salahnya, juga soal bertanggung jawab dan konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan. Masih 3 tahun udah dikuliahin hal serius gini? Hehehe,.. karena kondisinya tepat, mama pikir tidak ada salahnya. Supaya jelas tahu mana yang salah dan mana yang benar. Setiap pertanyaan mama jawab sesimpel mungkin.
Saat itu juga Kira-Ziya dikeramas lagi dan mama rapikan sebisanya. Besok baru kita pergi ke salon anak-anak sebelum undangan ultah anak teman papa.
Di ruang tamu setelahnya, mama jumpai rambut bertebaran di seluruh lantai! Bukan hanya itu, rambut si Moni, boneka kesayangan mereka juga ikut sedikit botak! OOuchhh!!
Kira tahu-tahu mendekat,
“Ma...”
“Iya..”
“Mama is.... beautiful deh...”, lirihnya takut-takut.
“Ma...”
“Iya..”
“Mama is.... beautiful deh...”, lirihnya takut-takut.
Mau nggak mau mama senyum juga.
“Thank you ‘Sayang, you are beautiful too.”
Sambil mama menyapu giliran Ziya yang datang,
“Ma..”
“Iya..”
“...mmmhh.....I... love you too!”, rayunya memeluk pinggang mama ragu-ragu.
Jadi terharu.
“I love you so much too, Sayang,..tapi lain kali, minta tolong sama mama kalau mau potong rambut ya?”
“Iya. ..Ziya sebetulnya cuma mau bantu mama...”
“I love you so much too, Sayang,..tapi lain kali, minta tolong sama mama kalau mau potong rambut ya?”
“Iya. ..Ziya sebetulnya cuma mau bantu mama...”
Kira nimbrung,
“Iya, soalnya kan lambut Kila udah kepanjangan dan mama tadi lagi sibuk masak...”
“Iya, soalnya kan lambut Kila udah kepanjangan dan mama tadi lagi sibuk masak...”
Owww... jadi gitu ya?? Iya mama sadar kejadian ini nggak sepenuhnya kesalahan mereka melainkan juga kelengahan mama yang terlalu asik berada di dapur!!
Maka cemberut mama nggak dilanjutin lagi. Mama minta maaf karena sudah cemberut berkepanjangan dan bertanduk, juga berterimakasih karena para bidadari 'niat'-nya cuma mau bantu mama tapi kebablasan salah hehehe. Kita berpelukan seperti biasa. Kira-Ziya lantas ikut membantu membereskan berantakan itu.
Terlepas dari siapa yang salah, tetap ada konsekuensinya biar ingat dan tidak mengulangi lagi. Hukumannya adalah tidak boleh memakai gunting tajam kalau tidak ditemani mama atau papa sampai kelak bisa dipercaya lagi.
“Di hukum?”, tanya Kira.
“Iya, dihukum”, jawabku.
“Di hukum itu apa sih, 'Ma??”, kening Ziya berkerut.
“Iya, dihukum”, jawabku.
“Di hukum itu apa sih, 'Ma??”, kening Ziya berkerut.
Ok, hari itu mama jelaskan apa itu ‘hukuman’.
Buat mama? Mama 'menghukum' diri sendiri seharian itu nggak lagi menengok dapur kalau nggak perlu banget dan menghabiskan waktu bersama para bidadari tercinta sampai papa pulang kantor
1 comment:
hehehehe....ngga pa-pa masih cantik-cantik kok KiraZiya nyaaaaaaaa :P
btw, mimi dulu juga main salon2an ama tetangga sebelah namanya Cecile heheh....hasilnya rambutnya juga compang camping hahah....tapi sekarang rambutnya masih keren dong kaya mimi huahhaha *gdubrag!*
Post a Comment