BELAJAR MINTA MAAF DAN MEMAAFKAN
Awal Ramadhan ini kira & ziya tercinta ngetes kesabaran mama nih hehehe. Memasuki hari pertama, mulai dari rumah yang nggak pernah lepas dari ceceran makanan sehingga semut tiap sebentar ngintip, lembar-lembar koran dan sobekan brosur/buku,graffiti di mana-mana termasuk dinding-seprai-baju-sofa,hamburan kacang tanah dan bumbu-bumbu dapur mama, tebaran karet gelang di lantai,dan sebagainya, mau-nggak mau bikin mama jadi cemberut juga euy,... pasalnya, kejadian-kejadian itu bukan hanya sekali atau baru sekali terjadi, tapi berulang-ulang dan dilakukan setelah sebelumnya sudah pernah mama tegur / ingatkan, dan kira-ziya pernah berjanji tidak mengulanginya lagi.
Karena udah nggak tau harus gimana menghadapinya, mama pikir lebih baik menyibukkan diri di dapur aja deh. Meredam sedih mama dengan diam aja dan cuek. Jadilah kira & ziya bingung karena mama nggak merespon ketika mereka nyengir dan cekikikan setelah bikin mama cemberut. Duh,...gemesssnyaaa.... Setelah papa pulang kantor, perhatian kira & ziya seperti biasa jadi teralihkan ke kamar. Baguslah,..mama jadi nggak perlu marah atau ngomel-ngomel kan hehehe...
Sekian lama bermain, mama yang sedang masih cemberut sambil cuci piring tiba-tiba dikagetkan suara kira & ziya yang tahu-tahu berada di belakang mama sambil berbisik,...
" ..ma... mamaa...kila minta maaf ya... " kata kira sambil memegang roknya dan berdiri di belakang mama. Kemudian disusul ziya berlari keluar kamar menuju dapur, " maaa... ziya minta maaf mama...", mendekati mama dan memeluk kaki mama.
Oooouu.., mama yang tadinya cemberut jadi lumer karena terharuuu...air mata mama hampir saja tumpah kalau nggak ditahan-tahan, langsung mama peluk dan cium bidadari-bidadari mama, " ..maafkan mama juga ya sayang, tadi udah marah dan cemberut sama kira & ziya,.. maafkan mama yaa...".
Kira & ziya tersenyum manis sekali, " iya...maaf mama..", ucap keduanya sekali lagi.
" iya sayang,...mama sayang sama kira & ziya, jangan diulangi lagi ya, nak...".
Sebelum lari lagi ke kamar, ziya sempat menyentuh pipi mama sambil menyelidik,
" mama udah nggak sedih lagi? mama nggak nangis ya?"
" iya sayang,...mama sayang sama kira & ziya, jangan diulangi lagi ya, nak...".
Sebelum lari lagi ke kamar, ziya sempat menyentuh pipi mama sambil menyelidik,
" mama udah nggak sedih lagi? mama nggak nangis ya?"
" hehehe,.. nggak,.. tadi mama sedih, sekarang udah enggak, makasih udah minta maaf ya sayang,...kalian anak-anak yang baik.. i love you!".
Ouch..leganya..Alhamdulillah Ramadhan selalu membawa hikmah, mama jadi belajar untuk memaafkan dan melapangkan hati. Nggak lama setelah itu papa keluar kamar sambil tersenyum menghampiri mama. Oh..rupanya selama di kamar tadi papa menasihati kira & ziya dari hati ke hati! Wah,.. bahagianya..makasih ya papa!..Makasih ya kira & ziya...mama sayang kalian semua! mmmuuuaaahhhh!
Besoknya beberapa hal terulang lagi. Hmm. tanduk di kepala mama sih sudah hampir keluar dan berasap-asap hehehehe...tapi mama nggak pingin cemberut lagi ah. Mama nggak mau kehilangan energi positif. Sejak kemarin itu mama bertekad untuk selalu mempunyai energi baru menghadapi perkembangan kira-ziya dan siap mengingatkan anak-anak mama yang sedang hobi bereksplorasi dan pingin tahu banyak hal itu..
Soal bumbu dapur, mama akan menyimpannya dengan lebih hati-hati dan aman dari jangkauan kira-ziya.Soal sofa yang penuh gambar-gambar benang kusut dari tinta, sedang dicari solusinya...(udah dicoba pakai garam, alkohol, cairan pembersih, sabun, pasta gigi, dan sebagainya tetap nggak berhasil dihilangkan euy,.. lagi mikir mau nyoba apa lagi..help..help...).
Dinding udah berkali-kali berhasil dibersihkan dan berkail-kali lagi dicoretdengan crayon, pensil warna, tinta dan cat air, jadi.....eit... ok lah nggak usah pusing dan cemberut, seperti kata papa, rileks dan santai aja kita,...hehehe...well, mama nggak akan berhenti mengingatkan kira & ziya untuk segala hal, mama yakin suatu saat kira dan ziya mengerti dan bisa memahaminya. Ehm, jangan-jangan waktu kecil dulu oma lebih pusing lagi menghadapi mama dan mimi nila ya? Kalau ingat ini, mama jadi bisa memaklumi apa yang sedang mama hadapi. Oma pernah bilang, kalau mulai putus asa menghadapi anak-anak, coba pandangi wajah polos mereka saat tidur dan bayangkan diri kita sebagai mereka. Mungkin sesungguhnya banyak yang ingin mereka sampaikan, tapi nggak ngerti caranya. Atau mereka mungkin malah sudah merasa menyampaikan sesuatu dalam suatu kondisi, tapi mamanya yang nggak ngerti-ngerti bahasa mereka. Jadi.. coba direnungkan, yang sebenarnya putus asa siapa,.. mamanya atau mereka? Hehehehe bener juga ya...
Anak-anak seusia itu, kalau dicemberutin mamanya, mereka nggak bisa berbuat apa-apa kan,.. Kalau nggak dikasih susu padahal mereka haus, yang dilakukan paling tertidur sambul menangis dan kehausan. Kalau menumpahkan sesuatu padahal itu tidak disengaja atau mereka pikir itu lucu dan bisa bikin mamanya tertawa namun yang terjadi malah dimarahi dan dihukum, mereka juga nggak bisa berbuat apa-apa kan, paling nerimo aja dicuekin mamanya..mungkin mama harus lebih banyak belajar menyelami dan mencari tahu kenapa mereka melakukan itu, apa yang ingin disampaikan, apa yang ingin mereka dapatkan dengan melakukan itu...duh, seribu perenungan mama berloncatan di kepala.
Dalam hidup, bukankah kita selalu dihadapkan pada banyak pilihan? Ya, kali ini rasanya mama memilih untuk lebih baik tersenyum daripada cemberut. Maa syaa Allah. Kira & Ziya adalah inspirasi mama yang luar biasa. Dari kalian mama banyak belajar.
I love you. Maafkan mama ya, sayang..
1 comment:
solusi paling gampang buat sofa-nya kayaknya diganti aja upholstery-nya hihihi....
dah lama ga ada update, tiba2 disuguhi segala rupa mamam mamam enak. untung dakyu lagi di indo, jadi tak terlalu ngeces2.
selamat idulfitri ya kira ziya, mama dan semua keluarga. maaf lahir-batin, taqobalaLlahu minna wa minkum.
kmaren jadi ke tempat Mbak Winny ga In?
Post a Comment