Thursday, July 26, 2007




KIRA-ZIYA FLU BERAT





Ketika sampai di Kuala Lumpur, Malaysia, kami menginap sekitar 2 minggu di sebuah hotel dan service apartment di kawasan KLCC(Kuala Lumpur City Center). Jaraknya kira-kira 10 menit jalan kaki dari kantor papa di gedung Petronas. Itu lho gedung kembar tertinggi yang menjadi salah satu ikon bagi jagad perarsitekturan dunia. Dulu ketika kuliah, mama hanya membaca, mendengar dan melihat fotonya saja. Sangat indah ternyata ketika melihatnya langsung. Ini mimpi atau tidak ya..hehehe. Satu lagi yang ketika kuliah dulu pernah mama bayangkan adalah salah satu gedung bioclimatic design yang dibuat oleh arsitek Ken Yeang di Malaysia. Mama sangat takjub dengan cerita salah satu kakak kelas yang pernah langsung berguru pada beliau sebelum menjalankan tugas akhir. Semoga suatu saat bisa melihatnya juga deh...amiin..


Begitu sampai, kondisi Kira & Ziya mulai terserang flu berat dan sesekali demam secara bergantian. Sebelum di rawat di Rumah Sakit, Kira & Ziya sulit tidur. Tiap sebentar bangun mungkin karena hidung tersumbat dan kondisi suhu tubuhnya tinggi. Selain nggak mau makan, Kira & Ziya juga nggak mau minum. Satu-satunya yang masuk ke dalam tubuh adalah ASI. Hingga suatu hari sebelum masuk rumah sakit, mama tiba-tiba terpikir untuk membuatkan sayur bayam plus wortel yang dipotong kecil-kecil dengan telur yang dicampurkan sekaligus ke dalamnya. Ini adalah makanan favorit Kira & Ziya ketika pertama kali mulai makan makanan padat. Tak disangka-sangka, begitu jadi Kira & Ziya semangat dan lahap makan sendiri sambil sesekali disuapi Oma. Alhamdulillah. Setidaknya jadi ada makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Setelah tiga hari panas tinggi naik-turun hingga 40 derajat celsius plus batuk-pilek berat, mama dan papa membawa Kira & Ziya ke unit gawat darurat rumah sakit. Ini unit bagi pasien yang belum pernah terdaftar sehingga bisa mendapat pertolongan yang perlu secepatnya sebelum beralih ke dokter spesialis anak. Wah, treatment yang dilakukan sempat bikin hati mama sedikit ciut dan nggak tega, tapi mama yakin Kira & Ziya berada di tangan yang tepat, Insya Allah. Dalam kondisi panas tinggi Kira & Ziya bergantian diguyur air keran secara bertahap selama 10-15 menit. Sambil duduk di closet tertutup, Kira & Ziya menangis sejadinya sambil menggigil ketika air dingin membasuh kaki perlahan sampai kepala. "Sudah mama... sudah tante... dingin mama... pulang mama...!". Sabar ya, 'Nak,... ini pasti pengalaman baru yang tidak mengenakkan. Om dokter dan Tante suster sedang berusaha mengobati anak-anak mama dan papa. Anak mama dan papa kan anak-anak yang berani dan kuat. Sabar ya, 'Nak,... Dalam hati mama juga ikut menguatkan diri mama untuk tetap terlihat tenang di depan Kira & Ziya. Ternyata ini efektif dilakukan untuk menurunkan panas tinggi tersebut. Setelah mandi, diukur kembali suhu tubuh Kira & Ziya. Karena masih cukup tinggi baru kemudian diberi obat khusus penurun panas. Berbekal resep, papa mengambil obat di apotek lantai dasar, setelah itu kembali ke hotel. Beberapa hari kemudian dibuat janji dengan salah seorang dokter spesialis anak. Hingga hampir seminggu tidak ada perkembangan, sehingga mama & papa membuat janji kembali dengan dokter tersebut. Namun karena hari itu dokter tidak masuk, mama & papa memutuskan untuk langsung pindah ke dokter lain mengingat kondisi Kira & Ziya sangat urgent. Mama dan Oma lantas ingat nama yang disebutkan dan direkomendasikan seseorang di apotek waktu itu. So, kita pergi ke dokter tersebut. Dokter Vernon, singkat namanya. Setelah diperiksa seksama, Kira & Ziya disarankan rawat inap di salah satu rumah sakit di kawasan Ampang untuk memulihkan kondisi demam dan divisio terapi untuk mengeluarkan lendir yang sudah masuk ke paru-paru karena selama sakit Kira & Ziya belum betul-betul bisa mengeluarkannya sendiri.


Sekilas tentang dokter Kira & Ziya, ruang kerja Dokter Vernon penuh dengan mainan anak-anak. Bahkan sang dokter dan suster-susternya tidak mengenakan jas putih sama sekali sehingga mungkin secara psikologis sedikit menghilangkan kesan dingin dan menakutkan seperti baju dokter pada umumnya. Mama perhatikan stetoskopnya bahkan sesekali ganti warna dan bentuk lho.. Ketika memeriksa, beliau bahkan sempat menyanyikan lagu favorit Kira & Ziya, " Burung kakak tuaa... hinggap di jendelaaaa.....". Mama, papa dan oma saat itu sangat khawatir dengan kondisi Kira & Ziya, namun Dokter Vernon memberi support yang menenangkan. " What we are going to do is this,..this,..and that... so,......don't worry,..", sambil tersenyum sang dokter menepuk pundak papa dan menyalami mama serta oma. Semua dijelaskan dengan baik dan detail.
Selain ramah dan sabar menghadapi tangisan Kira & Ziya, dokter Vernon kadang nggak segan-segan ikut bermain. Suatu kali ketika kondisinya sudah mulai pulih, Kira & Ziya asik bermain stiker. Kehadiran dokter lantas membuat keduanya menangis dan dokter Vernon langsung ambil inisiatif untuk ikut-ikutan menempel stiker kupu-kupu di daun telinganya! Hehehe.

Meskipun setiap kali dikunjungi Kira & Ziya menangis, sampai hari ini Kira & Ziya sering menanyakan sang dokter lho,.."Om Doktelnya mana ma? Plaktek kayak Opa ya? Di lumah sakit kali?" (Om Dokternya mana ma? Praktek kayak Opa ya? Di rumah sakit kali?). Kalau mama tanya, "'Kan Om Dokternya baik dan pinter nyanyi... kenapa waktu itu Kira & Ziya nangis?". Jawabnya serempak, "...Cucu mamaaaaa kaliiiii!" (Maksudnya, Kira & Ziya nangis karena waktu itu pingin nyusu sama mama..hehehe... aduh,...bisaaaaa aja deh jawabnya udah makin cerdik dan pinter...nggak mau ngaku kalau waktu itu nangis karena takut yaa, sayangkuwww? bikin gemeeessssssss aja hihihi.......).

Setiap hari sepulang kantor papa datang meneman hingga subuh. Kasihan papa kita, 'Nak, tuh,..bobo-nya nyenyak sekali. 

Capek pasti ya, 'Pa...Kehadiran papa menjadi energi tersendiri buat para bidadari lho.. Hampir setiap sore Kira & Ziya nyanyi, "Sebentar lagi papanya dataaanggg...sebentar lagi papanya dataaangg...". Mungkin karena sebelumnya papa punya jadwal kerja yang berbeda sehingga nggak bisa setiap hari ketemu, sementara sejak pindah ke Malaysia papa bisa bertemu kita semua setiap hari, jadi Kira & Ziya merasakan perubahannya. Sebentar saja papa nggak kelihatan sekarang selalu bertanya, "Papa kita mana, 'Ma? Kelja ya? Nanti pulang kelja papa dataaaanggg....." . Pernah suatu kali Ziya tiba-tiba menangis bangun dari tidur, kebetulan waktu itu mama lagi telpon papa. Begitu mama tanya kenapa, Ziya bilang " Ziya mau gelitik-gelitik sama papa....", Oalaaa...rupanya anak mama kangen main gelitik-gelitik sepulang papa kerja yaaaa...


Alhamdulillah setelah sekitar 3 hari dirawat, Kira & Ziya berangsur-angsur pulih. Begini nih gaya Kira & Ziya mendengarkan dongeng Oma sebelum akhirnya tertidur berdua. Hehehehe...

Nah, mama mulai lega kalau lihat bidadari-bidadari mama &papa kembali seperti biasanya.

Tuuuh...senyumnya, Kira & Ziya mulai bisa bermain di playground lantai 4 rumah sakit bersama pasien-pasien anak lainnya dan ... ouch,... keingintahuannya itu lho... ck ck ck .... meskipun tangan masih diperban dan jarum infusnya belum dilepas manjat dan bongkar-bongkar semua barang di atas meja mah lanjuuuuttt teruusss...!































1 comment:

Unknown said...

Halo Indah... lam kenal memang flu KL kejam hiks gak kaya flu indonesia, kami pernah terkapar berempat. anak2 dirawat dimana waktu itu? kami sempat bingung cari RS dari Universty Malaya Hospital (kena bentak) Ampang puteri hosp krn jauh pindah ke Pantai Hosp (tp diagnosis beda ) gak tau mana yg bener... salam dari Lina (6 bl di KL)

Bunga-Bunga Cantik Sepanjang Liburan Masih ingat ya, dengan cerita mama tentang bunga-bunga cantik di sini Nah, ini beberapa pohon d...