KARENA WAKTU YANG KITA MILIKI BEGITU BERHARGA
Oleh Indah IP
Assalamu’alaikum Wr. Wb, menjumpai Anak-anakku yang sholihah...
Saat Mama menulis surat ini kalian sedang lelap tidur.
Lama Mama amati wajah cantik kalian. Dua pasang mata yang terkatup itu adalah energi yang menyinari Mama dengan warna-warni pelangi setiap hari. Dua bibir yang mungil itu adalah lengkung ajaib yang tak henti menghujani Mama dengan cium sayang dan “I love you” setiap waktu. Hmm, mama rindu sekali memeluk kalian...
Tahukah, Nak, malam ini Mama bahagia. Sebab akhirnya rumah kita kembali heboh, berantakan dan ramai seperti kapal pecah! Hehehe.
Ya, tadi kita berhasil membuat prakarya lagi setelah sekian lama tak sempat. Bukan hanya pernak-pernik, gunting, lem, spidol, aneka plastik dan kertas lipat yang berhamburan di mana-mana, tapi juga canda dan tawa ceria kita semua! Apalagi Papa ikut berpartisipasi meski masih capek sepulang dinas dari luar kota. Mama yakin kalian merasakan yang sama. Sambil berkarya, Mama lihat pipi kalian bersemu merah karena semangat dan bibir kalian tak henti bernyanyi. Asyik sekali.
Bagi Mama, Nak, kebersamaan ini tiada duanya. Waktu yang sepertinya sebentar itu ternyata besar efeknya. Bagai obat bagi kegalauan hati Mama beberapa waktu terakhir.
Sudah sejak kemarin-kemarin kalian minta ditemani main dan membuat prakarya. Namun entahlah, Mama selalu punya seribu satu alasan. “Habis ini ya, Sayang, belum selesai masak nih..” Atau, “Kalian menggambar duluan deh, nanti Mama menyusul begitu selesai jemur pakaian”. Yang lebih parah lagi, Mama malah sering minta kalian memaklumi kesibukan Mama sebab menurut Mama kalian sudah cukup besar dan mandiri. Ck, ck, ck. Bisa ditebak akhirnya kalian kecewa, begitu juga Mama. Janji-janji itu tak kunjung mampu ditepati. Kalaupun sempat, waktunya sempit sekali. Yang ada setelah semua urusan rumah tangga selesai, kalian sudah ketiduran duluan atau malah sudah terlanjur bosan bermain sendiri. Sedangkan Mama, sudah pula kecapekan dan mengantuk. Astaghfirullahaladzhiim..
Duh, kenapa ya, sejak kepindahan kita ke tanah air waktu terasa cepat berlari. Jika dulu di Kuala Lumpur Mama punya cukup waktu untuk bermain, di sini waktu Mama tahu-tahu sudah habis saja untuk beres-beres, masak, mencuci dan sebagainya. Tentu tak bisa kita hindari kalau hidup terus berputar, berubah dan berkembang. Kini kalian sudah pula mulai sekolah dan berinteraksi dengan banyak hal di luar rumah. Sementara itu aktifitas Mama berbanding lurus juga, semakin sibuk di rumah. Maklum, kita memang tidak memiliki suri rumah atau asisten. Jadi semua dikerjakan sendiri. Sehingga waktu hampir selalu terasa kurang.
Sejak kita pindah, setiap hari, Nak, Mama belajar jatuh-bangun memenej waktu dengan benar. Dan kelihatannya sampai sekarang lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Payah ya? Tak mudah memang melakukannya, kadang bikin Mama berurai air mata juga. Tapi Nak, kalian pasti sudah sangat mengenal Mama ya, sehingga tahu bahwa Mama bukan orang yang gampang menyerah. Percayalah, Mama masih terus berjuang mengaturnya semampu Mama. Benar kata orang bijak bahwa waktu adalah pencuri yang ulung. Tahu-tahu 24 jam terasa tak cukup.
Malam-malam seperti ini, Nak, adalah kesempatan Mama untuk merenung dan introspeksi diri.
Sudahkan Mama bersyukur untuk semua rahmat dan hidayah-Nya selama ini?
Sudahkah Mama memanfaatkan dan memenuhi waktu dengan hal-hal yang baik sepanjang hari?
Sudahkah Mama tunaikan kewajiban dan penuhi hak-hak Papa juga hak-hak kalian?
Ya Allah, setiap kali bercermin Mama temukan ketaksempurnaan di mana-mana. Begitu banyak kekhilafan dan kesalahan yang telah terlanjur terjadi. Begitu banyak hal yang musti ditambal dan dibenahi.
Di depan Mama sekarang, Nak, tergeletak sebuah buku. Judulnya, “Saat Berharga untuk Anak Kita”. Ditulis oleh Mohammad Fauzil Adhim, seorang pakar di bidang parenting yang namanya sudah tidak asing lagi karena buku-bukunya yang bestseller. Sudah berminggu-minggu Mama menentengnya ke mana-mana. Mama bahkan sudah menuliskan sedikit komentar mengenainya di http://www.goodreads.com/book/show/7802795-saat-berharga-untuk-anak-kita. Kalian pasti ingin tahu, kenapa tiba-tiba Mama cerita tentang buku ini kan?
Bagi Mama buku ini adalah harta karun, Nak. Buku parenting terbaik yang pernah mama miliki. Mama bersyukur menemukannya di sebuah toko buku waktu itu. Pertemuan Mama dengan buku istimewa ini pastilah bagian dari rencana-Nya ya?
Sejak membuka halaman awal saja mama sudah banjir air mata berderai-derai. Isinya indah, begitu sarat perenungan. Hingga tuntas dibaca, rasanya ada yang berubah. Hati Mama tak lagi sama seperti sebelumnya.
Mama jadi lebih banyak bersyukur. Yang paling penting, Mama jadi lebih kuat lagi termotivasi untuk memperbaiki diri.
Ya Allah, sungguh Hamba takut menjadi orang yang merugi. Ya Allah mohon petunjuk-Mu, Hamba takut tak mampu menjaga dan mengemban amanah yang telah Engkau titipkan.
Setelah membaca buku itu Mama jadi lebih bertekad untuk belajar memenej waktu sebaik-baiknya.
Kenapa? Sebab Mama tak ingin terlambat. Sebentar saja kalian sudah besar. Apa yang telah Mama bekalkan untuk mengisi ruang-ruang di hati kalian? Betapa sedikit yang ternyata sudah Mama lakukan. Betapa sebentar waktu yang kita miliki dan betapa ruginya Mama jika tidak bisa memanfaatkannya dengan baik bersama kalian.
Mama ingin punya lebih banyak waktu bersama kalian. Baik kuantitas maupun kualitas.
Maka Mama pun mencoba mengatur strategi. Beberapa minggu terakhir, Mama mulai membenahi banyak hal. Dan satu per satu mulai terlihat hasilnya meski masih sangat jauh dari sempurna.
Jika tak mampu menyetrika segunung baju dari jemuran, sekarang Mama menemukan solusinya. Mama memasukkannya ke jasa setrika kiloan yang punya harga terjangkau. Dan ternyata Mama jadi terbantu sekali. Karena sekarang Mama jadi bisa fokus ke beberapa hal saja, mencuci, menjemur, lantas menyetrika baju-baju seragam sekolah, seragam kantor Papa dan beberapa baju yang urgent dipakai saja.
Untuk memasak, Mama menyiapkan bahan-bahannya jauh-jauh hari. Menyiang sayuran dan mempersiapkan menu setiap hari memakan waktu yang tidak sedikit. Untuk itu Mama juga sudah menemukan solusinya. Mama bangun jam tiga pagi setiap hari. Saat itulah mama membuat sarapan, menyiang sayur, mengeluarkan lauk dari freezer, menyiapkan seragam, membantu kalian membersihkan diri, membereskan rumah dan sekaligus menyiapkan bekal. Kita jadi bisa berangkat menuju sekolah lebih pagi dari sebelumnya. Jika dulu Papa berangkat sendiri naik angkot, sekarang Papa bisa berangkat bersama kita. Setelah menurunkan Papa di perhentian bis kantor, barulah Mama mengantar kalian ke sekolah. Jadi setiap pagi kita berempat punya lebih banyak waktu bersama-sama sebelum beraktifitas. Alhamdulillah..
Sampai di sekolah, jika dulu kalian langsung turun menuju gerbang, sekarang kita masih punya cukup waktu untuk mengaji. Sehingga dua atau tiga halaman buku ngaji kalian terbaca juga setiap pagi. Bukan cuma kalian yang punya lebih banyak waktu untuk mengaji lho, Mama juga belajar mengaji. Dua kali seminggu selama satu jam di masjid seberang sekolah.
Jika pada hari Jum’at Mama biasa membaca buku sambil menunggu kalian pulang (sebab waktunya terlalu singkat untuk kembali ke rumah), sekarang mama menemukan tempat yang menyejukkan. Mama mengisi waktu dengan hadir di pengajian tak jauh dari sekolah kalian. Hati Mama jadi lebih segar dan penuh.
Jika dulu Mama sering mulai memasak sepulang kalian sekolah, sekarang Mama usahakan memasak saat kalian berada di sekolah. Untuk mempersingkat waktu, Mama memilih menu-menu praktis yang mudah tapi tetap masuk dalam daftar favorit kalian. Jadi semua diusahakan selesai sebelum menjemput kalian lagi.
Kenapa harus begitu? Karena Mama ingin punya waktu lebih banyak bersama kalian sepulang sekolah. Mama menikmati saat menemani kalian tidur siang. Kita bisa membaca beberapa buku yang kalian pilih sendiri dari perpustakaan di rumah kita. Ketika kalian istirahat, Mama sekalian ikut istirahat. Saat sore Papa pulang dari kantor, Papa akan mengambil alih waktu bermain bersama kalian. Gelitik-gelitik, loncat-loncatan, menggambar, belajar berhitung, membaca dan sebagainya, adalah kegiatan yang selalu asyik mama dengar keceriaannya sambil sibuk di dapur. Saat itulah Mama bisa sedikit lebih lama di ruang jemur. Lantas sebelum tidur malam, kita kembali akan membaca dongeng dan kisah dari buku-buku pilihan kalian sampai lelap tertidur.
Duhai Nak, sambil sekali lagi menatap wajah bening kalian yang lelap tertidur, Mama merenung. Sudahkah maksimal apa yang telah Mama upayakan akhir-akhir ini untuk memenej waktu dengan baik? Mungkin belum ya. Tapi semoga kalian tahu bahwa Mama akan terus berjuang samampu Mama.
Mama syukuri setiap detik berharga yang berhasil Mama kumpulkan dan habiskan bersama kalian.
Mama syukuri seluruh waktu yang kita lewati kemarin dan yang kita miliki kini.
Semoga kalian maafkan segala ketaksempurnaan Mama ya. Maafkan mata Mama yang terlalu sering melotot saat menurut Mama kalian melakukan kesalahan. Maafkan bibir Mama yang terlalu sering mengucap janji, meminta permakluman dan mengucapkan kata-kata yang melukai atau menyedihkan hati kalian saat menegur. Maafkan Mama yang belum mampu membekali, membimbing dan mengisi ruang-ruang hati kalian dengan semestinya.
Besok adalah hari baru. Doa Mama lafadzkan sebanyak-banyaknya. Harapan dan mimpi Mama gantungkan setinggi-tingginya.
Tak sabar Mama menanti pagi, Anak-anakku. Tak sabar Mama memeluk dan mencium pipi kalian. Tak sabar Mama tatap mata kalian, dengar suara kalian. Tak sabar Mama taklukkan waktu dan habiskan sebanyak-banyaknya saat berharga bersama kalian.
Ingin Mama bisikkan betapa Mama mencintai kalian karena-Nya.
Ya, Mama mencintai kalian karena-Nya.
Wassalam,
Mama
Mama
------------------------------------------------
Kisah ini untuk diikutsertakan dalam Lomba Kisah Menggugah Pro-U Media 2010 di http://proumedia.blogspot.com/2010/10/lomba-kisah-pendek-menggugah-pro-u.html
No comments:
Post a Comment